Otak dan akal adalah pusat aktifitas pikiran manusia berada.
Seluruh peradaban manusia pun dihasilkan oleh kedua hal ini. Itu pula,
kenapa dunia binatang tidak memiliki peradaban seperti manusia—tidak
punya sains, teknologi, seni budaya, bahkan agama.
Bicara tentang otak dan akal, Al-Qur’an memiliki cakupan yang luas tentang akal dan otak, seperti pada ayat berikut ini:
“(Orang yang berakal adalah) orang-orang yang mengingat (yadzkuruna) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka berpikir (yatafakkaruna) tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka,” [QS. Al-Imraan: 190-191].
Lebih jauh lagi Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang
berakal adalah orang-orang yang memadukan fungsi antara pikiran (Cortex)
dan perasaan (sistem limbik) secara maksimum, sehingga ketika
memperoleh keyakinan (kesimpulan tertinggi berupa keimanan) bakal
menggetarkan jantung-hati (Qalb), yang berada di dalam dada.
Bahkan ilmuwan–ilmuwan muslim yang merujuk pada kitab suci
Al-qur’an , dijelaskannya bahwa di dalam otak manusia terdapat Cortex
Cerebri, atau sering disebut Cortex saja. Sangat menarik mendapati
kenyataan bahwa pusat penglihatan dan pendengaran manusia ternyata juga
terdapat di Cortex-nya. Pusat penglihatan berada di kulit otak bagian
belakang, sedangkan pusat pendengaran berada di bagian samping.
Berarti, proses melihat dan mendengar itu sebenarnya identik dengan
proses berpikir. Orang yang melamun, meskipun bisa melihat dengan mata
dan mendengar dengan telinga, dia tidak bisa memahami apa yang sedang
dilihat dan didengarnya. Pada saat demikian, dia tidak sedang
mengaktifkan daya pikir Cortexnya secara utuh.
Selain itu juga manusia juga memiliki getaran qalbu, sehingga
getaran ini melahirkan sebuah kepahaman. getaran Qalbu yang ada di
jantung merupakan resonansi getaran yang berasal dari Sistem Limbik di
otak tengah. Dengan kata lain, Qalbu merupakan cerminan apa yang terjadi
di Sistem Limbik. Masalahnya, getaran apakah yang paling dominan sedang
mengisi Sistem Limbik, maka itulah yang diresonansikan ke jantung.
wallpoper.com
Memang dalam kaitan antara akal dan qalbu sering dilakukan oleh
para ilmuwan – ilmuwan muslim, karena dalam proses diatas bahwa proses
berfikir memang saling berhubungan dengan qalbu.
Selaras dengan kitab suci Al-Qur’an , Rasulullah saw juga bersabda “Yang pertama kali diciptakan oleh allah adalah akal. lalu allah berkata kepadanya “datanglah kemari” , maka akalpun datang kepadanya. Kata Allah: ”Demi
kemuliaan serta keagunganku, tidaklah aku ciptakan makhluk yang lebih
muia bagiku daripada kamu. dengan engkaulah aku mengambil dan dengan
engkaulah aku memberi. dengan engkau aku memberikan pahala dan dengan
engkaulah aku memberi hukuman.
Sabda Rasulullah saw yang lainnya adalah “Aku bertanya pada jibril apakah yang dinamakan kepemimpinan itu?“ jibril menjawab : “Akal”.
Hakikat akal adalah naluri yang dipergunakan untuk memahami
pengetahuan –pengetahuan yang bersifat teoritis. Seolah oleh akal itu
adalah cahaya yang dimasukkan kedalam jiwa sehingga manusia siap
memahami sesuatu dan ini berbeda–beda menurut perbedaan–perbedaan
naluri.
Jika akal kita dijadikan sebuah naluri yang luar biasa terhadap
daya cipta dan karya kita. Menggunakan akal, yaitu pikiran / akal
bukanlah sebuah wadah yang harus diisi melainkan api yang harus
dinyalakan. Hormon–hormon yang ada dalam akal sangat mudah beraksi,
sehingga ketika kita berfikir untuk menjadi besar, maka kita benar-benar
kita akan mendapatkan, tentunya melalui proses akal.
Posting Komentar