Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat,
tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang.
Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah
meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan
hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan.
Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian
sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia
ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya
sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya
Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau
untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah
ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang
prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam
kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan
hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir
tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan
bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan
dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan
persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan.
Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan
sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang
merasa tidak nyaman mendengarnya.
Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika
seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang
kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu
ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup
dalam satu jam berikutnya.
Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di
sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain
menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang
menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan”
dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari
indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan
saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda,
berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang
renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati
nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya,
anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang
diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan
dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan,
jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati.
Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah
akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini,
anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering
dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang
datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang
mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang
berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat
tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik
anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu
menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya.
Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama
tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda.
Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa
lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang
masih mengenang anda.
Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari
generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat
orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat.
- Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen.
- Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas.
- Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk.
- Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan.
- Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang
sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi
atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin
terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat
dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau
lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah
nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan
menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti
kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan
tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia;
seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata,
melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan,
manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar
tubuhnya.
Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia
coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang
sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan
membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir
menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental
manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai
atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi
sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak
terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau
kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya
[akan kematian].
Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi
yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau
karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati]
alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum
saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk
hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke
sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga
berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok
hari akan memberitakan kematian mereka.
Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan.
Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan.
Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian
dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk
menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga
akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup
untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah
untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa
harta bendanya ke dalam kuburan.
Posting Komentar